Showing posts with label Nasional. Show all posts
Showing posts with label Nasional. Show all posts

Saturday, 14 August 2010

Low Back Pain' Ba'asyir Kambuh

Low Back Pain' Ba'asyir KambuhPenyakit low back pain yang pernah diidap tersangka Abu Bakar Ba'asyir kembali kambuh saat Amir Markaziyah (pemimpin utama) Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) itu ditahan di rumah tahanan Bareskrim Mabes Polri terkait dugaan terlibat tindak pidana terorisme. "Suatu keluhan yang bisa disebabkan oleh tulang, otot, atau kejepit saraf. Dulu pernah beliau seperti ini. Baru datang keluhan ini sekarang," ucap Ketua Mer-C, Yose Rizal Jurnalis, seusai memeriksa kondisi kesehatan Abu Bakar di Mabes Polri, Sabtu (14/8/2010).

Yose mengatakan, akibat penyakit itu, Abu Bakar mengeluh sakit dari panggul hingga tungkai kaki. Penyakit itu timbul bisa karena keletihan atau otot yang tertarik. Untuk penyembuhan, pihaknya telah memberikan obat-obatan serta lumbal brace, alat penopang yang dipasang di pinggang. Selain itu, kata Yose, pihaknya menyarankan Abu Bakar untuk sesekali bergerak atau berjalan di dalam sel. "Kita juga sarankan beliau tidur di alas yang rata. Kasurnya dihilangkan dan pakai alas yang rata," ungkapnya.

Apakah penyakit itu akan memengaruhi pemeriksaan berikutnya? "Enggak apa-apa kok. Insya Allah bisa," jawab dia. Seperti diketahui, pengasuh Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki, Solo, itu juga mengalami sakit di lambung serta saluran kencing. Karena itu, Mer-C meminta kepada pihak Polri agar bisa ikut memeriksa kondisi Abu Bakar secara reguler di samping pemeriksaan oleh tim dokter dari Polri.

Mediator Bersertifikat Atasi Konflik

Mediator Bersertifikat Atasi KonflikEka Tjipta Foundation dan Badan Mediasi Indonesia menggelar kembali pelatihan dan pendidikan bagi para para calon mediator yang terakreditasi Mahkamah Agung. Dua angkatan sebelumnya telah dilaksanakan dan diikuti oleh puluhan peserta dengan antusias. Ketua Umum ETF, G. Sulistiyanto bersama Ketua BaMI, Susanti Adi Nugroho dan Ketua Muda Bidang Perdata Niaga Mahkamah Agung RI Mohammad Saleh menyerahkan sertifikat pelatihan kepada peserta dalam penutupan kegiatan pelatihan angkatan ke-3 yang dilaksanakan di Plaza Simas, Jakarta , Sabtu (14/8/10).

Penuntasan konflik atau sengketa melalui mediasi menjadi sebuah alternatif yang tidak saja lebih ekonomis dari sisi waktu dan biaya dibandingkan metode yang lazim dipakai melalui litigasi, namun juga mampu mengupas setiap permasalahan secara mendalam, fleksibel, dengan mengedepankan hubungan baik yang terpelihara antara pihak yang berperkara. Sinergi ETF dan BaMI dalam program “Pelatihan dan Pendidikan Mediator Bersertifikat” angkatan ke-3 dilaksanakan dari tanggal 9 – 14 Agustus 2010 menjalani pengenalan, diskusi berikut simulasi dan ujian dalam penyelesaian sengketa melalui jalur mediasi.

“Kami melihat keberadaan mediator bersertifikat akan mendukung upaya pemerintah memacu pertumbuhan ekonomi yang senantiasa bertemu dengan potensi konflik dan sengketa dalam hubungan industrial. Itu sebabnya kami bersinergi dengan BaMI, tidak sekadar mensosialisasikan keberadaan jalur mediasi, namun sekaligus memberikan pelatihan yang memadai bagi para calon mediator,” kata Ketua Umum ETF, G. Sulistiyanto dalam siaran persnya yang dikirim hari Sabtu ini. Eka Tjipta Foundation (ETF) merupakan organisasi nirlaba yang didirikan oleh keluarga Eka Tjipta Widjaja sebagai wadah pelaksanaaan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan bagi seluruh unit usaha di bawah bendera Sinar Mas dalam rangka memberikan tanggapan terhadap persoalan pembangunan sosial kemasyarakatan.

Visi ETF tercermin dalam motto: ”menanam kebaikan menuai kesejahteraan”, secara lebih tegas tertuang dalam maksud dan tujuan ETF adalah untuk meningkatkan kualitas kehidupan, kesejahteraan dan kemandirian masyarakat dalam aspek sosial, ekonomi dan lingkungan hidup dengan memberikan kontribusi yang positif bagi pembangunan bangsa dan negara Indonesia secara berkelanjutan. Secara operasional, maksud dan tujuan tersebut diterjemahkan dalam bentuk kegiatan yang fokus di dua sektor utama pembangunan Indonesia, yaitu pendidikan dan lingkungan hidup

Sel Tak Layak, Ba'asyir Akan Dipindahkan

Sel Tak Layak, Ba'asyir Akan DipindahkanKepolisian dalam waktu dekat akan memindahkan lokasi penahanan Amir Markaziyah (pemimpin utama) Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) Abu Bakar Ba'asyir. Pasalnya, rumah tahanan di Bareskrim Mabes Polri yang selama enam hari terakhir dihuninya tak memungkinkan untuk kondisi Abu Bakar. "Memang ada usulan dari pihak penyidik untuk tempatkan ustad (Abu Bakar) di tempat yang lebih baik. Itu yang kita harapkan," ucap Koordinator Tim Pembela Muslim (TPM), Ahmad Michdan, di Bareskrim Mabes Polri, Sabtu (14/8/2010).

Ahmad datang bersama Yose Rizal, Ketua Mer-C, untuk memeriksa kesehatan Ba'asyir yang mengeluh sakit di bagian panggul hingga tungkai kaki. Setelah diperiksa, diketahui bahwa penyakit low back pain atau penyakit yang disebabkan oleh tulang, otot, atau kejepit saraf Baasyir kambuh.

Dikatakan Yose, kondisi sel di Bareskrim Polri tak baik untuk orang seusia Ba'asyir atau di atas 70 tahun. Kurangnya cahaya matahari yang masuk serta ventilasi yang kecil akan berdampak buruk untuk kondisi Ba'asyir. "Kita sarankan beliau diberikan kamar yang kering, jangan lembab, yang ada sinar matahari," katanya.

"(Rutan Bareskrim) sinar matahari ada, tapi bukan pancaran langsung. Beliau kan dikurung terus disel, keluar enggak boleh. Kecuali beliau bisa jalan-jalan, keluar pagi-pagi, olahraga," ungkap dia. Apakah pihak Anda menyarankan untuk dipindahkan ke rutan Brimob Kelapa Dua Depok? "Saya lihat Brimob lebih kering. Di sana kan ada pasien kita namanya Komisaris Jenderal Susno Duadji," kata Yose diiringi tawa.

Semarak Go Green Warnai Istana

Suasana dan semangat hijau atau "go green" tampak semarak mewarnai dekorasi Kompleks Istana, Jakarta, menjelang peringatan Proklamasi 17 Agustus, Selasa (17/8/2010). Meskipun acara masih akan berlangsung tiga hari lagi, namun semarak "go green" dalam dekorasi di sekitar Istana sudah mulai terlihat.

Sejumlah pekerja terlihat masih terus sibuk bekerja mengejar batas waktu penyelesaian dekorasi yang diputuskan harus sudah selesai Minggu (15/8/2010) depan. Terutama di halaman rumput tengah yang diapit Istana Negara dan Istana Merdeka.

Di dalam Istana Negara, yang saat ini dipakai oleh Ibu Negara, Ny Ani Susilo Bambang Yudhoyono untuk menerima ratusan guru Sekolah Dasar (SD) berdedikasi di daerah khusus dan Guru-guru pendidikan luar biasa atau berpendidikan khusus berdedikasi tingkat nasional, semarak "go green" sudah tampak. Terutama, di panggung di Istana Negara.

Tak hanya dominan dengan hijau dedaunan, akan tetapi juga hijau bebuahan dan sayur-sayuran. Tampak terlihat daun pisang, daun kelapa, batang bambu dan bunga-bungaan, akan tetapi juga buah-buahan seperti semangka, labu, nanas, pisang, kelapa, dan lainnya. Juga tumpukan sayuran seperti wortel, terong, kol dan lainnya yang diletakan sedemikian rupa sehingga menarik dan asri.

Tenda Cegah Hujan

Adapun di halaman tengah rumput Istana, dekorasi tengah dikerjakan. "Tema kita "go green", jadi warna hijau harus dominan. Sebab itu, meskipun pakai tenda, tendanya harus transparan dan kita tutup dengan dedaunan hijau dari plastik dan beberapa layang-layang, kupu-kupu plastik dan serangga lainnya," ujar seorang petugas yang mengaku petugas dekor dari Sekretariat Negara, saat ditanya Kompas.

Sementara itu, menurut Kepala Rumah Tangga Kepresidenan Winata Supriatna, tenda selebar 20X30 meter persegi kini dipasang untuk mencegah hujan deras seperti tahun lalu.

Parpol Berpesta, Rakyat Tetap Merana

Proses demokrasi yang berjalan, hingga di usia 65 tahun kemerdekaan, dinilai sudah banyak kemajuan. Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman memandang, saat ini sangat terbuka peluang bagi siapa saja untuk terjun ke ranah politik. "Banyak orang yang mendapatkan kesempatan untuk mengisi jabatan-jabatan publik. Ini harus kita apresiasi," kata Irman, Sabtu (14/8/2010), saat mengisi diskusi "Merdeka tapi Cemas", di Jakarta.

Apakah luasnya peluang bagi para politisi berkorelasi positif terhadap kesejahteraan rakyat? Pengamat ekonomi, Faisal Basri, mengatakan tidak. Menurutnya, negara dan para politisi yang duduk di lembaga perwakilan justru abai menghadirkan sistem jaminan sosial secara nasional. "Kemerdekaan kita masih memilukan. Merdeka untuk partai politik yang bisa mengisi berbagai jabatan publik. Sementara banyak rakyat yang masih merana," ujarnya dalam kesempatan yang sama.

Setelah masa reformasi, Faisal justru menilai bahwa peran negara semakin "aneh". Dalam beberapa hal, negara dianggap lepas tangan. "Misalnya, untuk urusan listrik, Menko Perekonomian mengatakan menyerahkannya kepada business to business. Ini bukti negara lepas tangan. Kemudian masalah gas. Kebijakan harga diserahkan ke pasar. Padahal, dulu rakyat digiring dari minyak tanah ke gas. Setelah pakai gas, harga dibiarkan naik," papar Faisal.

Dengan kebijakan-kebijakan yang diambil saat ini, menurutnya, pemerintah seolah mengasingkan dirinya dari permasalahan ekonomi rakyat. "Memang ada negara memberikan BLT (bantuan langsung tunai), tapi ternyata hanya menjelang pemilu saja," ujar dia.
 

Themplate Html Copyright © 2012 - Powered by Blogger