Sunday, 29 August 2010

Penerbangan di Bandara Polonia Tertunda

Sejak meletusnya Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara dinihari tadi, aktivitas penerbangan di Bandara Polonia Medan terpaksa ditunda. Menurut informasi yang diterima SEO Blogger Blogspot bahwa penundaan keberangkatan menuju dan dari Bandara Polonia tersebut terjadi karena debu vulkanik dari gunung yang meletus.

"Debu vulkanik dikhawatirkan mengganggu sistem kerja mesin. Oleh karena itu kita tetap siaga. Daripada berisiko, lebih baik penerbangannya ditunda," jelas Kepala Cabang PT Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan Bram Baroto Tjiptadi kepada okezone di Medan, Minggu (29/8/2010).

Penundaan keberangkatan pesawat tersebut terjadi dalam penerbangan menuju dan dari Bandara FL Tobing, Tapanuli Tengah, tidak jauh dari Kota Sibolga. Maskapai yang menunda penerbangan di antaranya Susi Air dan Sriwijaya Air.

Terganggunya penerbangan tersebut bukan disebabkan jarak pandang. Melainkan karena debu vulkanik yang menyelimuti udara dapat mengganggu kinerja mesin pesawat, bahkan bisa mengakibatkan kerusakan.

Bahkan, pesawat yang seharusnya membawa Menko Kesra Agung Laksono dari Sibolga setelah melakukan Safari Ramadhan di daerah tersebut, juga terpaksa batal terbang ke Medan. Agung yang rencananya akan langsung menuju ke lokasi bencana untuk meninjau situasi di lapangan, terpaksa harus menunggu agak lama.

Sementara itu, ditambahkan Bram, jadwal penerbangan lainnya sama sekali tidak mengalami gangguan, seperti rute Medan-Jakarta dan sebaliknya. Namun pihak PT Angkasa Pura II Bandara Polonia tetap waspada dan memantau perkembangan terkahir dari letusan gunung berapi tipe B tersebut.

Monday, 23 August 2010

Studi: Butuh Waktu Temukan Cinta Sejati

Sepasang kekasih yang bersedia untuk mengenal satu sama lain dalam kurun yang lama ternyata berkesempatan untuk memiliki hubungan yang langgeng. Namun dalam beberapa kasus, berselingkuh juga bisa membuat seseorang menemukan cinta sejati.

Dilansir melalui Strait Times, Senin (23/8/2010), pernyataan ini diungkapkan oleh para peneliti setelah melakukan serangkaian penelitian terhadap 642 respoden yang berasal dari berbagai latar belakang.

Dari hasil penelitian tersebut, sekira 56 persen responden mengklaim memiliki kualitas hubungan yang lebih baik. Pasalnya, mereka memilih untuk melakukan hubungan intim setelah mendapatkan pasangan yang mau serius menuju jenjang pernikahan.

Angka ini ternyata lebih tinggi ketimbang mereka yang berhubungan intim ketika sedang berkencan. Hanya 27 persen yang mengaku memiliki hubungan yang berkualitas, meski mereka telah melakukan hubungan seksual selama masa kencan.

Sedangkan dari total responden, hanya 17 persen yang mengaku memiliki hubungan langgeng meski mereka sering mengobral hubungan intim.

Menurut Sosiolog Profesor Anthony Paik dari University of Iowa, yang melaporkan temuan ini dalam jurnal Penelitian Ilmu Sosial mengatakan, penelitian menunjukkan bahwa proses pacaran hampir mirip seperti mekanisme penyaringan pasangan sejati. Namun Profesor Paik mengatakan jika temuan ini tidak menunjukkan bahwa hubungan seksual dini membawa dampak negatif pada hubungan langsung.

"Ini berarti ada kemungkinan untuk dua orang asing bertemu di bar, pulang bersama-sama, dan benar-benar berakhir dalam sebuah hubungan jangka panjang," kata Prof Paik.

Namun begitu, beliau juga mengatakan jika seseorang yang terlalu mengobral hubungan intim, meski tidak sedang berkencan, dipastikan akan memiliki kualitas hubungan yang rendah, atau tidak langgeng.

Tuesday, 17 August 2010

Ba'asyir Akhirnya Keluar Sel Tahanan

Amir Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) Abu Bakar Ba'asyir akhirnya keluar dari sel tahanannya, Selasa (17/8/2010) malam. Pimpinan pondok pesantren AL Mukmin, Ngruki, Solo bukan dipindahkan dari sel tahanannya di blok A-5 ataupun dibebaskan dari tuduhan terlibat kegiatan terorisme.

Namun, ini kali pertama ustadz itu keluar sel tahanan untuk kepentingan selain pemeriksaan oleh penyidik. Pasalnya, Ba'asyir baru diperbolehkan keluar sel jika dirinya diperiksa. Untuk salat pun, selama ini Ba'asyir tak diperbolehkan keluar. "Beliau diisolasi," ujar pengawalnya, Hasyim Abdullah, yang diamini oleh penasihat hukumnya dari Tim Pembela Muslim (TPM).

Lalu kenapa Ba'asyir diperbolehkan keluar dari sel tahanannya itu? Ternyata Ba'asyir diizinkan buka puasa bersama dengan keluarga besarnya dan beberapa kerabat yang datang menjenguk sejak sore tadi. "Acaranya di dapur. Di luar sel," kata Hasyim Abdullah.

Di dapur, Ba'asyir, keluarga besar, dan kerabat difasilitasi sebuah meja panjang berukuran persegi panjang. Istrinya duduk disebelah kakek berusia 72 tahun itu, dan mereka dikelilingi oleh anggota keluarga dan kerabat yang lain.

Dapur sendiri terletak cukup jauh dari ruang sel tahanan Ba'asyir yang ada di sudut ruang tahanan Bareskrim Polri. Ba'asyir dan rombongan harus melewati lorong yang menjadi pemisah dua blok ruang tahanan, yaitu blok A dan blok B.

Tak ada yang spesial dalam acara itu kecuali itulah untuk kali pertama keluarga besar itu, minus Abdur Rasyid (anak kedua Ba'asyir) berkumpul mengadakan buka puasa bersama. Keluarga itu hanya berbicang-bincang santai dan dipenuhi tawa menunggu jadwal buka puasa datang. Hanya ada nasi kotak yang tersedia bagi keluarga besar itu. Ba'asyir tentunya saja menyantap hidangan yang berbeda dari keluarga besar dan kerabatnya itu.

"Beliau masih makan roti. Jadi beliau tadi masih sama, dibawakan roti, labusiam, dan wortel yang telah dikukus. Dicampur trus dimakan begitu saja," tutur Hasyim. Kondisi lambungnya yang belum pulih total membuat Ba'asyir tak dapat menyantap sembarang makanan. Sebagai penutup, Ba'asyir dan keluarga besar serta kerabatnya menyantap buah kurma.

Hari ini, Ba'asyir sebenarnya merayakan ulang tahun. "Tapi Syariat Islam tidak mengenal itu," kata Hasyim. Karenanya tak ada kue ulang tahun sejenis tart atau blackforest disertai lilin penghias kue untuk Ba'asyir. Tak ada juga acara menyanyikan lagu "Selamat Ulang Tahun" atau penyampaian "make a wish" sore itu. "Yang ada cuma doa bersama menjelang buka," pungkasnya.

Istana Siap Tampung Buku Siapa Saja

Kepala Biro Pers dan Media Rumah Tangga Kepresidenan, DJ Nachrowi, menegaskan, buku para tokoh siapapun bisa diberikan sebagai souvenir di Istana Negara. Hal ini menjawab terkait diberikannya souvenir berupa buku wawancara khusus putra sulung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono, saat acara peringatan detik-detik Proklamasi di Istana Negara, Selasa (17/8/2010).

Seluruh tamu undangan yang hadir mengikuti upacara memperingati HUT RI ke-65 di Istana Negara, mendapat souvenir berupa buah buku yang mengulas tentang putra sulung Presiden SBY, Agus Harimurti berjudul "Sekarang Kita Makin Percaya Diri". Buku ini berisikan wawancara khusus Agus dengan media Jurnal Nasional pada 24 Juli lalu. Dalam cover buku tergambar ilustrasi wajah Agus, plus logo Jurnal Nasional di sudut kanan bawah.

Selain itu, dibagikan buku milik Ibu Ani Yudhoyono yang berjudul "Batikku, Pengabdian Cinta Tak Berkata". Buku ini bercerita mengenai koleksi batik-batik Ibu Negara dan kisah lainnya. Data Strategis BPS juga termasuk yang dibagikan kepada para tamu undangan.

DJ Nachrowi saat dikonfirmasi menjelaskan, sangat terbuka sekali bila ada tokoh masyarakat, siapapun, yang ingin mendistribusikan bukunya dengan gratis di lingkungan Istana Negara. Ia menegaskan, buku berupa souvenir yang dibagikan tidak sebatas milik keluarga besar Presiden SBY semata.

"Kalau ada tokoh masyarakat yang ingin memberikan buku seperti ini, dengan senang hati kami distribusikan. Dan bila ada rencana itu, Biro Pers Istana akan mendistribusikannya di perayaan HUT RI tahun depan," tutur DJ Nachrowi.

Ia menjelaskan, dalam perayaan HUT Kemerdekaan tahun ini, Biro Pers Istana juga menerima sebanyak 31 media cetak, baik koran maupun majalah yang kemudian disebarkan secara gratis. Termasuk pula, media koran daerah. "Kita menyiapkan konter di sekitar perayaan. Dan mereka sendiri yang kemudian bagikan," ujarnya.

Pada peringatan HUT RI di Istana Negara, juga terlihat majalah Agri Mandiri edisi terkini yang memampang wajah Presiden SBY dan Ibu Ani Yudhoyono. Kemudian, buku SIKIB (Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu) edisi perdana tahun 2010.

Buku lain yang beredar berjudul "Words that Shook the World" karya Richard Greene yang sampul depannya dihiasi wajah Presiden SBY bersanding dengan wajah Presiden Amerika Serikat Barack Obama. Dalam buku ini, memuat salah satu pidato SBY dengan judul mengguncang dunia.

Agus Yudhoyono Jadi Fasih Bicara

Pada acara Peringatan Hari Ulang Tahun ke-65 Kemerdekaan RI, Selasa (17/8/2010) di Istana Merdeka, Jakarta, sebuah buku wawancara eksklusif sebuah harian "berplat merah" dengan putra sulung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono, dibagi-bagikan. Agus yang selama ini tidak pernah terlihat banyak komentar di berbagai acara kenegaraan maupun keluarga, menjadi terasa fasih bicara dalam buku tersebut.

Ada satu kutipan menarik dalam buku setebal 18 halaman tersebut. Kepada harian berplat merah tersebut, Agus, yang baru saja menyelesaikan pendidikannya di John F. Kennedy School of Government, Harvard University, AS, mengatakan, dirinya beruntung tidak dilahirkan sebagai anak Presiden.

"Saya ikuti karier bapak dari bawah. Dan itu indah," ujar Agus. Agus juga menuturkan salah satu momen yang paling diingatkan, yaitu, sebelum SBY terpilih sebagai Presiden. Saat itu, katanya, SBY sempat berpesan kepada keluarga untuk menyiapkan dua mental. "Satu, mental jika Bapak berhasil. Berarti akan terjadi perubahan kehidupan dalam keluarga. Kedua, siapkan juga mental jika gagal. Itu konsekuensinya juga banyak, bagaimana menerima realitas dan hubungan sosial dengan teman-teman," katanya.

Selebihnya, dalam buku tersebut, Agus terlihat fasih bicara soal banyak hal, mulai dari demokrasi di Indonesia, perubahan iklim, pertumbuhan ekonomi, anggaran pendidikan yang terus meningkat, fenomena kebangkitan China, dan situasi keamanan dunia, khususnya terkait terorisme. "Saya menyebut aksi terorisme ini ibarat ayam dan telur. Apakah terorisme merupakan reaksi terhadap perang yang dilancarkan oleh si kuat, atau sebaliknya perang sebagai balasan dari aksi terorisme yang dilancarkan si lemah. Sangat menarik untuk diobservasi bersama, bagaimana Amerika dan Barat harus meredefinisikan postur mereka, sejauh mana mereka harus intervensi sebuah kawasan," kata Agus.

Dikatakannya, harus disadari, ketika Soviet tumbang, rezim bipolar pun ikut tumbang, dan AS menjadi negara adikuasa satu-satunya. "Tapi sekarang dengan bangkitkan sejumlah kekuatan baru, seperti Uni Eropa dan BRIC (Brasil, Rusia, India, China), maka dunia telah berubah menjadi multipolar. Dengan demikian, menjadi tidak relevan jika dalam menyelesaikan permasalahan keamanan dunia dilakukan melalui pendekatan unilateralisme, kekuatan-kekuatan baru tersebut harus masuk ke dalam equation," kata Agus.

Agus juga sempat menyinggung soal TNI dan politik. "Di alam reformasi dan demokrasi, saya melihat semakin kecil kemungkinannya TNI kembali berpolitik. Karena, bangsa kita semakin transparan dan akuntabel," katanya.

Saturday, 14 August 2010

Low Back Pain' Ba'asyir Kambuh

Low Back Pain' Ba'asyir KambuhPenyakit low back pain yang pernah diidap tersangka Abu Bakar Ba'asyir kembali kambuh saat Amir Markaziyah (pemimpin utama) Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) itu ditahan di rumah tahanan Bareskrim Mabes Polri terkait dugaan terlibat tindak pidana terorisme. "Suatu keluhan yang bisa disebabkan oleh tulang, otot, atau kejepit saraf. Dulu pernah beliau seperti ini. Baru datang keluhan ini sekarang," ucap Ketua Mer-C, Yose Rizal Jurnalis, seusai memeriksa kondisi kesehatan Abu Bakar di Mabes Polri, Sabtu (14/8/2010).

Yose mengatakan, akibat penyakit itu, Abu Bakar mengeluh sakit dari panggul hingga tungkai kaki. Penyakit itu timbul bisa karena keletihan atau otot yang tertarik. Untuk penyembuhan, pihaknya telah memberikan obat-obatan serta lumbal brace, alat penopang yang dipasang di pinggang. Selain itu, kata Yose, pihaknya menyarankan Abu Bakar untuk sesekali bergerak atau berjalan di dalam sel. "Kita juga sarankan beliau tidur di alas yang rata. Kasurnya dihilangkan dan pakai alas yang rata," ungkapnya.

Apakah penyakit itu akan memengaruhi pemeriksaan berikutnya? "Enggak apa-apa kok. Insya Allah bisa," jawab dia. Seperti diketahui, pengasuh Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki, Solo, itu juga mengalami sakit di lambung serta saluran kencing. Karena itu, Mer-C meminta kepada pihak Polri agar bisa ikut memeriksa kondisi Abu Bakar secara reguler di samping pemeriksaan oleh tim dokter dari Polri.

Mediator Bersertifikat Atasi Konflik

Mediator Bersertifikat Atasi KonflikEka Tjipta Foundation dan Badan Mediasi Indonesia menggelar kembali pelatihan dan pendidikan bagi para para calon mediator yang terakreditasi Mahkamah Agung. Dua angkatan sebelumnya telah dilaksanakan dan diikuti oleh puluhan peserta dengan antusias. Ketua Umum ETF, G. Sulistiyanto bersama Ketua BaMI, Susanti Adi Nugroho dan Ketua Muda Bidang Perdata Niaga Mahkamah Agung RI Mohammad Saleh menyerahkan sertifikat pelatihan kepada peserta dalam penutupan kegiatan pelatihan angkatan ke-3 yang dilaksanakan di Plaza Simas, Jakarta , Sabtu (14/8/10).

Penuntasan konflik atau sengketa melalui mediasi menjadi sebuah alternatif yang tidak saja lebih ekonomis dari sisi waktu dan biaya dibandingkan metode yang lazim dipakai melalui litigasi, namun juga mampu mengupas setiap permasalahan secara mendalam, fleksibel, dengan mengedepankan hubungan baik yang terpelihara antara pihak yang berperkara. Sinergi ETF dan BaMI dalam program “Pelatihan dan Pendidikan Mediator Bersertifikat” angkatan ke-3 dilaksanakan dari tanggal 9 – 14 Agustus 2010 menjalani pengenalan, diskusi berikut simulasi dan ujian dalam penyelesaian sengketa melalui jalur mediasi.

“Kami melihat keberadaan mediator bersertifikat akan mendukung upaya pemerintah memacu pertumbuhan ekonomi yang senantiasa bertemu dengan potensi konflik dan sengketa dalam hubungan industrial. Itu sebabnya kami bersinergi dengan BaMI, tidak sekadar mensosialisasikan keberadaan jalur mediasi, namun sekaligus memberikan pelatihan yang memadai bagi para calon mediator,” kata Ketua Umum ETF, G. Sulistiyanto dalam siaran persnya yang dikirim hari Sabtu ini. Eka Tjipta Foundation (ETF) merupakan organisasi nirlaba yang didirikan oleh keluarga Eka Tjipta Widjaja sebagai wadah pelaksanaaan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan bagi seluruh unit usaha di bawah bendera Sinar Mas dalam rangka memberikan tanggapan terhadap persoalan pembangunan sosial kemasyarakatan.

Visi ETF tercermin dalam motto: ”menanam kebaikan menuai kesejahteraan”, secara lebih tegas tertuang dalam maksud dan tujuan ETF adalah untuk meningkatkan kualitas kehidupan, kesejahteraan dan kemandirian masyarakat dalam aspek sosial, ekonomi dan lingkungan hidup dengan memberikan kontribusi yang positif bagi pembangunan bangsa dan negara Indonesia secara berkelanjutan. Secara operasional, maksud dan tujuan tersebut diterjemahkan dalam bentuk kegiatan yang fokus di dua sektor utama pembangunan Indonesia, yaitu pendidikan dan lingkungan hidup

Sel Tak Layak, Ba'asyir Akan Dipindahkan

Sel Tak Layak, Ba'asyir Akan DipindahkanKepolisian dalam waktu dekat akan memindahkan lokasi penahanan Amir Markaziyah (pemimpin utama) Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) Abu Bakar Ba'asyir. Pasalnya, rumah tahanan di Bareskrim Mabes Polri yang selama enam hari terakhir dihuninya tak memungkinkan untuk kondisi Abu Bakar. "Memang ada usulan dari pihak penyidik untuk tempatkan ustad (Abu Bakar) di tempat yang lebih baik. Itu yang kita harapkan," ucap Koordinator Tim Pembela Muslim (TPM), Ahmad Michdan, di Bareskrim Mabes Polri, Sabtu (14/8/2010).

Ahmad datang bersama Yose Rizal, Ketua Mer-C, untuk memeriksa kesehatan Ba'asyir yang mengeluh sakit di bagian panggul hingga tungkai kaki. Setelah diperiksa, diketahui bahwa penyakit low back pain atau penyakit yang disebabkan oleh tulang, otot, atau kejepit saraf Baasyir kambuh.

Dikatakan Yose, kondisi sel di Bareskrim Polri tak baik untuk orang seusia Ba'asyir atau di atas 70 tahun. Kurangnya cahaya matahari yang masuk serta ventilasi yang kecil akan berdampak buruk untuk kondisi Ba'asyir. "Kita sarankan beliau diberikan kamar yang kering, jangan lembab, yang ada sinar matahari," katanya.

"(Rutan Bareskrim) sinar matahari ada, tapi bukan pancaran langsung. Beliau kan dikurung terus disel, keluar enggak boleh. Kecuali beliau bisa jalan-jalan, keluar pagi-pagi, olahraga," ungkap dia. Apakah pihak Anda menyarankan untuk dipindahkan ke rutan Brimob Kelapa Dua Depok? "Saya lihat Brimob lebih kering. Di sana kan ada pasien kita namanya Komisaris Jenderal Susno Duadji," kata Yose diiringi tawa.

Semarak Go Green Warnai Istana

Suasana dan semangat hijau atau "go green" tampak semarak mewarnai dekorasi Kompleks Istana, Jakarta, menjelang peringatan Proklamasi 17 Agustus, Selasa (17/8/2010). Meskipun acara masih akan berlangsung tiga hari lagi, namun semarak "go green" dalam dekorasi di sekitar Istana sudah mulai terlihat.

Sejumlah pekerja terlihat masih terus sibuk bekerja mengejar batas waktu penyelesaian dekorasi yang diputuskan harus sudah selesai Minggu (15/8/2010) depan. Terutama di halaman rumput tengah yang diapit Istana Negara dan Istana Merdeka.

Di dalam Istana Negara, yang saat ini dipakai oleh Ibu Negara, Ny Ani Susilo Bambang Yudhoyono untuk menerima ratusan guru Sekolah Dasar (SD) berdedikasi di daerah khusus dan Guru-guru pendidikan luar biasa atau berpendidikan khusus berdedikasi tingkat nasional, semarak "go green" sudah tampak. Terutama, di panggung di Istana Negara.

Tak hanya dominan dengan hijau dedaunan, akan tetapi juga hijau bebuahan dan sayur-sayuran. Tampak terlihat daun pisang, daun kelapa, batang bambu dan bunga-bungaan, akan tetapi juga buah-buahan seperti semangka, labu, nanas, pisang, kelapa, dan lainnya. Juga tumpukan sayuran seperti wortel, terong, kol dan lainnya yang diletakan sedemikian rupa sehingga menarik dan asri.

Tenda Cegah Hujan

Adapun di halaman tengah rumput Istana, dekorasi tengah dikerjakan. "Tema kita "go green", jadi warna hijau harus dominan. Sebab itu, meskipun pakai tenda, tendanya harus transparan dan kita tutup dengan dedaunan hijau dari plastik dan beberapa layang-layang, kupu-kupu plastik dan serangga lainnya," ujar seorang petugas yang mengaku petugas dekor dari Sekretariat Negara, saat ditanya Kompas.

Sementara itu, menurut Kepala Rumah Tangga Kepresidenan Winata Supriatna, tenda selebar 20X30 meter persegi kini dipasang untuk mencegah hujan deras seperti tahun lalu.

Parpol Berpesta, Rakyat Tetap Merana

Proses demokrasi yang berjalan, hingga di usia 65 tahun kemerdekaan, dinilai sudah banyak kemajuan. Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman memandang, saat ini sangat terbuka peluang bagi siapa saja untuk terjun ke ranah politik. "Banyak orang yang mendapatkan kesempatan untuk mengisi jabatan-jabatan publik. Ini harus kita apresiasi," kata Irman, Sabtu (14/8/2010), saat mengisi diskusi "Merdeka tapi Cemas", di Jakarta.

Apakah luasnya peluang bagi para politisi berkorelasi positif terhadap kesejahteraan rakyat? Pengamat ekonomi, Faisal Basri, mengatakan tidak. Menurutnya, negara dan para politisi yang duduk di lembaga perwakilan justru abai menghadirkan sistem jaminan sosial secara nasional. "Kemerdekaan kita masih memilukan. Merdeka untuk partai politik yang bisa mengisi berbagai jabatan publik. Sementara banyak rakyat yang masih merana," ujarnya dalam kesempatan yang sama.

Setelah masa reformasi, Faisal justru menilai bahwa peran negara semakin "aneh". Dalam beberapa hal, negara dianggap lepas tangan. "Misalnya, untuk urusan listrik, Menko Perekonomian mengatakan menyerahkannya kepada business to business. Ini bukti negara lepas tangan. Kemudian masalah gas. Kebijakan harga diserahkan ke pasar. Padahal, dulu rakyat digiring dari minyak tanah ke gas. Setelah pakai gas, harga dibiarkan naik," papar Faisal.

Dengan kebijakan-kebijakan yang diambil saat ini, menurutnya, pemerintah seolah mengasingkan dirinya dari permasalahan ekonomi rakyat. "Memang ada negara memberikan BLT (bantuan langsung tunai), tapi ternyata hanya menjelang pemilu saja," ujar dia.
 

Themplate Html Copyright © 2012 - Powered by Blogger